SEKILAS S4
SEKILAS S4
Bobosan, Sebagai suatu sunatullah, beragamnya kehidupan manusia dengan perbedaan warna, bentuk, karakter dan pola hidup tidaklah bisa diingkari, namun justru perbedaan itulah yang memberingan rasa pelangi dan nilai tambah seseorang untuk kelihatan lebih berkualitas. Sisi lain manusia yang tak terbantahkan adalah manusia adalah mahluk paling sempurna diantara mahluk lain tetapi itu bukan berarti manusia selalu sempurna segalanya, justru dengan ketidaksempurnaan manusia itulah manusia akan berupaya belajar dengan akal bijaknya menutup ujud kekurangannya menjadi kelebihan yang tidak dipunyai orang lain, dan semua itu berlangsung atas kudrat dan irodah dzat yang maha Kuasa atas semua mahluk.
Realita manusia ada yang cerdas tapi tidak beruntung, ada yang pintar tetapi tidak ada kesempatan, ada yang kaya tapi lupa sederhana, tapi ada juga figur orangnya biasa tidak pintar, tidak biasa bergaya, tidak biasa berargumen, tidak pernah bingung urusan ekonomi karena tidak suka hutang dan dialah pak Sakri seorang yang sederhana, kulit nya hitam karena tak dirawat, baju yang melekat alakadar seadanya dan jarang suka gaul bareng bareng (rubungan) tetapi justru seringkali memisahkan diri, menyendiri dalam asyiknya perasaan narimo, dan hebatnya meski kelihatan tidak terpelajar, tidak pinter ngaji dan hanya cukup bangga dengan sepeda bututnya yang setiap hari mengantarnya berangkat dan pulang kerja di kelurahan, dibalik semua itu satu pujian buat dia tidak cukup karena disamping selalu Semangat, juga Jujur, Tak pernah open dakwen, disiplin, punya memori melebihi pentium 7 dan makan minum sedanya, selalu setia kawan dan tanggungjawab pada pekerjaan, maka seribu pujianpun tak cukup buatnya, tetapi bagi beliau pujian tak pernah menjadi impian dan menolak apapun pujiannya.
Nah bila dilirik dari sudut insan sebagai seorang yang beragama meski beliau asal cukup tahu ibadah di waktu kecil saja, tetapi bagi kaum sebelah yang merasa ilmunya setinggi langit, akalnya melebihi sang kancil, pintarnya melewati Albert Einstein, pidatonya mengungguli Soekarno hartanya 10 kali Suharto dan jabatanya mengaku sebagai Jendral Besar panglimanya semua pasukan, ternyata kalau dikalkulasi, dihitung dan dijumlah nilainya takkan sebanding dengan nilai Plusnya seorang Sang Sakri yang Sakti, makanya lirik laguyang viral “ Wong ngene kok dibanding bandingke yo mesti kalah...” ya pastilah karena jujur itu mahal karena harta takkan bisa menebusnya, Sederhana itu bak emas permata karena jabatan dan wajah takkan kuat menahannya, disiplin itu hebat karena tidak setiap militer bisa berdisiplin jiwa dan raganya.
Sekilas Seorang Sang Sakri (S4), yang terabaikan tetapi dibutuhkan, diremehkan tapi yang paling membuat semua beres, yang selalu berkutat dengan kotoran tapi hatinya tetap bersih, yang selalu tak kurang kerjaan tapi tak pernah mengeluh, tak pernah butuh pujian karena semua cukup dibatin, dan bila masih sanggup sendiri mengapa harus dibantu, yaah itulah sifat, sikap dan perilaku S4 yang termasuk mahluk langka diantara banyaknya mahluk aneh di bumi ini
Belajar dan berkacamata dengan orang lain adalah bijak bila ingin berubah baik, menekan nafsu dan keinginan demi lahirnya rasa pasrah ikhlasnya pemberian nikmat hidup adalah hidayah yang harus disambut, dan akhirnya janganlah engkau suka mengotori diri dengan tangan dan nafsu bila debu dan luka dosa lama belumlah terampuni hingga besok engkau akan lupa wajah sendiri karena berlumurnya lumpur, segeralah menuju cahaya terang cahaya hati yang putih bersinah besinar.” (Asta)